Skandal Climategate di University of East Anglia Climate Research Unit (CRU)

Sementara di Indonesia sedang sibuk dengan skandal Bank Century, di luar sana sedang ramai dengan skandal Climategate. Pada tanggal 19 November 2009, puluhan email,data, program dari University of East Anglia Climate Research Unit (CRU) disebar di internet. Belum jelas apakah ada hacker yang masuk ke situ terus mencuri data tersebut, atau justru ada orang dalam yang membocorkan data tersebut ke internet.

Apa isi data yang dihack/dibocorkan tersebut? Berikut ini ringkasannya (saya ambil dari http://pajamasmedia.com/blog/global-warminggate-what-does-it-mean/)

  • The emails suggest the authors co-operated covertly to ensure that only papers favorable to CO2-forced AGW were published, and that editors and journals publishing contrary papers were punished. They also attempted to “discipline” scientists and journalists who published skeptical information.
  • The emails suggest that the authors manipulated and “massaged” the data to strengthen the case in favor of unprecedented CO2-forced AGW, and to suppress their own data if it called AGW into question.
  • The emails suggest that the authors co-operated (perhaps the word is “conspired”) to prevent data from being made available to other researchers through either data archiving requests or through the Freedom of Information Acts of both the U.S. and the UK.

Catatan: AGW =Anthropogenic Global Warming atau ‘pemanasan global akibat manusia’.

Sejauh ini belum ada sanggahan dari University of East Anglia Climate Research Unit tentang keaslian email/data & program tersebut, jadi masih dapat dianggap bahwa data tersebut otentik, bukan hasil pemalsuan.

Dengan adanya skandal ini maka kredibilitas ilmuwan-ilmuwan di CRU jadi meragukan, padahal CRU ini banyak menghasilkan paper-paper di bidang AGW (Anthropogenic Global Warming, pemanasan global akibat manusia).

Moga-moga skandal macam ini tidak terjadi di Indonesia, terutamanya di ITB.

Ringkasan skandal ini dalam bentuk poster bisa diambil di http://joannenova.com.au/global-warming/climategate-30-year-timeline/

-waskita-

Judi terselubung swinde?

Beberapa waktu lalu saya baca artikel di situs codinghorror tentang adanya suatu website (www.swoopo.com) yang menawarkan judi online walaupun penampakannya seolah-olah lelang biasa. Ternyata situs itu sudah ada copy pastenya di Indonesia, bernama http://www.swinde.com. Saya tahu ada situs itu dari iklan di facebook. Sudah ada juga orang yang mencium bahwa situs ini adalah judi terselubung. Moga-moga ada yang menindaklanjuti perkara ini, UU ITE jangan hanya dipakai menguber ibu-ibu saja.

Solar panel masih terlalu mahal

Apakah panel matahari (solar panel) dapat menjadi sumber energi yang ekonomis ? Nampaknya dengan situasi sekarang, solusi solar panel masih belum ekonomis. Keuntungan dibandingkan dengan sumber energi lain masih terlalu kecil. Berikut ini ada tulisan yang menyatakan bahwa perlu 110 tahun untuk balik modal:

“We looked at first installing it ourselves, and without any of the incentive programs, it was a 110-year payout,” he said. “The [museum’s] board was supportive of the program, but said it had to make sense financially.”

Saat ini solusi solar panel biaya awalnya cukup besar, karena solar panel harganya masih cukup mahal. Setelah itu juga masih perlu biaya tetap untuk perawatan sistem penyimpan energinya (batere).

 

Perbandingan Solusi Teka Teki

Iseng-iseng, saya sedang membandingkan kecepatan menyelesaikan maze bebek, antara anak saya yang berumur 7 tahun, dibandingkan dengan penyelesaian secara software. Soal maze saya ambil dari situs http://www.krazydad.com. Berikut ini contoh soalnya:

(silakan klik untuk gambar penuh)

Berikut ini adalah solusi menggunakan software dalam bahasa C, algoritma best first search, akses gambar pakai library GD. Software dibuat dalam waktu 6 jam. Waktu eksekusi software 2 menit .

(silakan klik untuk gambar penuh)

Berikut ini adalah solusi yang dibuat oleh anak saya. Waktu eksekusi 2 menit kurang. Setelah selesai membuat solusi, gambar tersebut diwarnai dan ditambah di sana sini

(silakan klik untuk gambar penuh)

Nampaknya masalah ini lebih cepat diselesaikan oleh anak 7 tahun dibandingkan komputer :D.

 

 

Open Solaris dan dtrace

Beberapa saat yang lalu sempat ada presentasi tentang open solaris di Comlabs IT ITB. Sayangnya saya tidak sempat ikut karena ada acara lain. Saya dengar-dengar saja dari kawan saya tentang presentasi tersebut. Solaris nampaknya sedang gencar juga promosinya, ke Universitas Indonesiake Palembang, selain di ITB.

Salah satu point menarik dari open solaris ini adalah fasilitas dtrace. Konon kabarnya para developer software yang sudah menyentuh benda dtrace ini pantang untuk pindah ke dunia ‘’normal”. Berikut ini salah satu uraian penggunaan dtrace di PHP. Nampaknya asyik banget, segala kegiatan script PHP di server dapat diamati, tidak perlu lagi hanya mengandalkan printf dan tebak-tebakan. Hanya saja ada sedikit masalah, yaitu perintah command line di open solaris berbeda dengan di Linux/FreeBSD. Namun berhubung fasilitas dtrace ini ada di FreeBSD 7, nampaknya saya cenderung mencoba di FreeBSD 7 saja dulu.

Point menarik lain dari open solaris adalah file system yang bernama ZFS.  Saya sendiri belum sempat mencoba benda ini, karena saat ini sedang fokus di software engineering & system engineering, belum sempat main lagi ke dunia network administrator.